Apa kalian punya teman? Oh, tentu saja. Kalian pasti
memiliki teman. Dan tak jarang juga, kalian menyapa mereka ketika
bertemu.
Sama seperti kalian, aku juga memiliki seorang teman. Dia adalah teman terbaikku, atau biasa disebut "sahabat".
Pertemanan kami dimulai ketika aku bertemu dengannya di SMA. Dia yang
pertama kali menyapaku. Yah, kukira dia anak yang pendiam. Namun, siapa
sangka? Justru sebaliknya! Dia sangat cerewet. Dia juga memiliki sifat
ekstrim ketika merasa diganggu. Tapi ia selalu menegurku ketika aku
berbuat salah.
Kadang aku iri dengannya yang selalu memiliki
banyak teman baru. Dibandingkan denganku yang sulit bergaul dan memiliki
reputasi buruk di SMA.
Oh iya, aku lupa memberitahumu tentang suatu cerita yang pernah kualami ketika bersamanya.
Ketika itu, sahabatku meminta bertemu denganku di sebuah warung makan. Dia bilang, dia ingin mengatakan sesuatu.
Ketika sampai, aku pun langsung menanyakan hal yang ingin dia bicarakan.
"Ini memang sulit diterima, tapi percayalah.." ucapnya seraya menyentuh tanganku.
Aku tersentak.
"Ah, apa-apaan ini!?" Batinku dalam hati sambil gemetaran.
Bibir mungilnya mulai tersenyum tipis.
Aku pun ikut tersenyum, seakan getaran-getaran tadi lenyap begitu saja.
"Hai teman" kata-katanya ketika pertama kali bertemu denganku, terus terngiang di kepalaku.
Perlahan, aku mulai merasakan kulit tangannya yang sedari tadi menempel
di tanganku. Senyumku semakin melebar, bagai terhipnotis.
Tanganku pun mulai berubah menjadi seperti salah satu sifat kaca. Ya, tembus pandang.
"Ah, kasihan sekali mereka yang menjadi temanmu" batinku sambil menatap
matanya yang memandang ke arahku dengan tatapan kosong, sembari
tersenyum tipis.
Sumber: https://web.facebook.com/CreepypastaIndonesia/?ref=nf
CONVERSATION
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar